Pendekatan berorientasi pada peserta didik dan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedua pendekatan itu terlihat jelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yang sekarang ini diterapkan. Sejak bergulirnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004 kelas 1 dan 2 SD dihimbau oleh Dinas Pendidikan di Indonesia untuk menerapkan pembelajaran tematik.
Pembelajaran
tematik, yang menjadi sebuah wacana baru, dianggap baik diterapkan di SD tentu
mempunyai beberapa alasan, antara lain: pola pikiran anak yang masih holistik
artinya usia siswa sekitar 4 – 10 tahun pola pemikirannya masih satu kesatuan,
umumnya mereka menjadi berpikir fragmented karena
pola asuh orang dewasa yang memisah-misahkannya. Berikutnya, usia siswa SD
masih bersifat operasional kongkrit. Menurut Jean Piaget dalam Dahar (1998),
pada usia tersebut anak masih butuh alat peraga (media) yang kongkrit (nyata) untuk
menjelaskan suatu konsep. Juga saat proses belajar untuk mengenal suatu konsep tentu
tidak lepas dari kehidupan yang paling dekat dengan lingkungan siswa. Oleh
karena
melalui
payung tema yang menarik perhatian siswa, sang guru dapat membelajarkan
beberapa mata pelajaran seperti: Matematika (Mat), Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Indonesia (BI), Seni Budaya Keterampilan
(SBK), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Agama, dan Olahraga. Terakhir, pembelajaran
tematik sudah diperkenalkan sejak siswa duduk dibangku TK oleh karena sangat sinambung
sekali.
Menurut
Fogarty (1991) ada tiga macam pembelajaran tematik yang diperkenalkan di Indonesia
terutama di kalangan mahasiswa S1– PGSD dari sepuluh macam yang ditulis
olehnya. Pertama, pembelajaran
keterhubungan (conneccted) adalah
pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan
sub bab /bab yang satu dengan lainnya.
Kedua,
pembelajaran jaring laba-laba (spider
webbed) adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiap
mata pelajaran diajarkan seperti biasa sesuai dengan karakteristik setiap mata
pelajaran. Satu tema dapat dilakukan selama dua minggu tergantung dari materi
yang dikaitkan.
Ketiga,
pembelajaran terpadu (integrated) adalah
beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema tanpa ada
batas satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Satu sub tema dilakukan setiap
hari tanpa jadwal pelajaran hanya jam pelajaran yang ditekankan. Penilaian
dilakukan secara keterpaduan untuk setiap mata pelajaran dan aspek Kognitif,
Afektif dan Psikomotor.
Metode
yang digunakan dalam pembelajaran tematik bermacam-macam agar siswa tidak bosan
seperti; bermain peran, karya wisata, tanya jawab, eksperimen, bernyanyi, papan
buletin, pemberian tugas, pameran, pemecahan masalah, diskusi kelompok,
pengamatan, latihan, dan lain lain. Salah satu komponen
yang
penting dalam suatu pembelajaran yaitu penilaian (evaluasi). Penilaian tidak
hanya ditekankan
pada segi kognitif saja tetapi aspek lainnya seperti psikomotor dan afektif pun
diperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung. Artinya proses dan produk keduanya
diukur saat proses pembelajaran
berlangsung
dan dilakukan secara terus menerus. Mengukur pengetahuan jauh lebih mudah
daripada mengukur keterampilan dan moral siswa karena perlu pengamatan yang
terus menerus dari guru untuk melihat tingkat perkembangannya.
Media merupakan sarana yang mendukung pembelajaran seperti: lingkungan
sekolah, lingkungan kelas, alat peraga yang dibuat oleh guru, majalah,
internet, nara
sumber (orang tua /guru /keluarga yang diundang) museum, dll.
Ada 4
tahap yang perlu dilakukan oleh sang guru dalam pembelajaran. Tahapan tersebut menurut
Depdiknas (2004) yaitu; (1) tahap apersepsi (pembuka) yaitu:kegiatan yang dilakukan
diawal pelajaran akan dimulai, misalnya dengan bernyanyi yang berkaitan dengan
tema untuk memancing perasaan
senang
siswa atau demontrasi suatu kegiatan yang membuat siswa penasaran dan ingin
tahu lebih banyak, atau mengajukan pertanyaan yang menantang siswa untuk
berpikir lebih lanjut, dan lain-lain.
Fungsi
apersepsi untuk memotivasi siswa, mengetahui pengetahuan awal siswa, dan memancing
rasa ingin tahu siswa; (2) tahap penyampaian informasi yatu:kegiatan yang biasa
dilakukan oleh guru umumnya, memberikan informasi seputar tema atau topic yang dipelajari; (3) tahap
partisipasi siswa yaitu melakukan suatu kegiatan yang melibatkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai suatu rangkaian tugas yang diberikan
dalam rangka untuk mencari tahu atau mengeksplorasi tentang suatu topic atau
tema; (4) tahap penutup (evaluasi dan tindak lanjut) yaitu kegiatan akhir dari
suatu KBM di kelas.
No comments:
Post a Comment