Sunday 6 January 2013

Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Pendekatan berorientasi pada peserta didik dan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedua pendekatan itu terlihat jelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yang sekarang ini diterapkan. Sejak bergulirnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004 kelas 1 dan 2 SD dihimbau oleh Dinas Pendidikan di Indonesia untuk menerapkan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik, yang menjadi sebuah wacana baru, dianggap baik diterapkan di SD tentu mempunyai beberapa alasan, antara lain: pola pikiran anak yang masih holistik artinya usia siswa sekitar 4 – 10 tahun pola pemikirannya masih satu kesatuan, umumnya mereka menjadi berpikir fragmented karena pola asuh orang dewasa yang memisah-misahkannya. Berikutnya, usia siswa SD masih bersifat operasional kongkrit. Menurut Jean Piaget dalam Dahar (1998), pada usia tersebut anak masih butuh alat peraga (media) yang kongkrit (nyata) untuk menjelaskan suatu konsep. Juga saat proses belajar untuk mengenal suatu konsep tentu tidak lepas dari kehidupan yang paling dekat dengan lingkungan siswa. Oleh karena
melalui payung tema yang menarik perhatian siswa, sang guru dapat membelajarkan beberapa mata pelajaran seperti: Matematika (Mat), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Indonesia (BI), Seni Budaya Keterampilan (SBK), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Agama, dan Olahraga. Terakhir, pembelajaran tematik sudah diperkenalkan sejak siswa duduk dibangku TK oleh karena sangat sinambung sekali.

Menurut Fogarty (1991) ada tiga macam pembelajaran tematik yang diperkenalkan di Indonesia terutama di kalangan mahasiswa S1– PGSD dari sepuluh macam yang ditulis olehnya. Pertama, pembelajaran keterhubungan (conneccted) adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan sub bab /bab yang satu dengan lainnya. 
 
Kedua, pembelajaran jaring laba-laba (spider webbed) adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiap mata pelajaran diajarkan seperti biasa sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran. Satu tema dapat dilakukan selama dua minggu tergantung dari materi yang dikaitkan. 

Ketiga, pembelajaran terpadu (integrated) adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema tanpa ada batas satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Satu sub tema dilakukan setiap hari tanpa jadwal pelajaran hanya jam pelajaran yang ditekankan. Penilaian dilakukan secara keterpaduan untuk setiap mata pelajaran dan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran tematik bermacam-macam agar siswa tidak bosan seperti; bermain peran, karya wisata, tanya jawab, eksperimen, bernyanyi, papan buletin, pemberian tugas, pameran, pemecahan masalah, diskusi kelompok, pengamatan, latihan, dan lain lain. Salah satu komponen
yang penting dalam suatu pembelajaran yaitu penilaian (evaluasi). Penilaian tidak hanya ditekankan pada segi kognitif saja tetapi aspek lainnya seperti psikomotor dan afektif pun diperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung. Artinya proses dan produk keduanya diukur saat proses pembelajaran
berlangsung dan dilakukan secara terus menerus. Mengukur pengetahuan jauh lebih mudah daripada mengukur keterampilan dan moral siswa karena perlu pengamatan yang terus menerus dari guru untuk melihat tingkat perkembangannya.
Media merupakan sarana yang mendukung pembelajaran seperti: lingkungan sekolah, lingkungan kelas, alat peraga yang dibuat oleh guru, majalah, internet, nara sumber (orang tua /guru /keluarga yang diundang) museum, dll.
Ada 4 tahap yang perlu dilakukan oleh sang guru dalam pembelajaran. Tahapan tersebut menurut Depdiknas (2004) yaitu; (1) tahap apersepsi (pembuka) yaitu:kegiatan yang dilakukan diawal pelajaran akan dimulai, misalnya dengan bernyanyi yang berkaitan dengan tema untuk memancing perasaan
senang siswa atau demontrasi suatu kegiatan yang membuat siswa penasaran dan ingin tahu lebih banyak, atau mengajukan pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir lebih lanjut, dan lain-lain.
Fungsi apersepsi untuk memotivasi siswa, mengetahui pengetahuan awal siswa, dan memancing rasa ingin tahu siswa; (2) tahap penyampaian informasi yatu:kegiatan yang biasa dilakukan oleh guru umumnya, memberikan informasi seputar tema atau topic yang dipelajari; (3) tahap partisipasi siswa yaitu melakukan suatu kegiatan yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai suatu rangkaian tugas yang diberikan dalam rangka untuk mencari tahu atau mengeksplorasi tentang suatu topic atau tema; (4) tahap penutup (evaluasi dan tindak lanjut) yaitu kegiatan akhir dari suatu KBM di kelas.

No comments:

Post a Comment