Friday 8 February 2013

Kelebihan dan Kelemahan Metode Bermain Peran atau Sosiodrama

Metode bermain peran dan metode sosiodrama dapat dikatakan sama artinya. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode sosiodrama merupakan cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan menirukan tingkah laku dari sesuatu situasi sosial. Sedangkan metode bermain peran lebih menekankan pada keikutsertaan para murid untuk memainkan peranan/bermain sandiwara menirukan masalah-masalah sosial. tertentu. Kedua metode yang mempunyai maksud sama ini, sering dilakukan secara silih berganti dalam implikasinya sehingga diharapkan anak-anak akan lebih menghayati pelajaran yang diberikan. Sosiodrama tepat digunakan pada materi yang berhubungan dengan masalah-masalah fenomena sosial menyangkut hubungan antara manusia, seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain-lain. Topik yang juga bisa diangkat dalam metode bermain peran adalah misalnya kejadian seputar pemberontakan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan, atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.

Adapun beberapa alasan penggunaan metode bermain peran atau sosiodrama dalam metode pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) memperjelas gambaran suatu peristiwa dari pelajaran yang diberikan, yang di dalamnya menyangkut orang banyak dan atas pertimbangan didaktis lebih baik didramatisasikan dari pada hanya diceritakan saja, 2) dimaksudkan untuk melatih anak-anak agar mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial mereka di kelak kemudian hari, 3) melatih nak-anak agar mudah bergaul, mempunyai timbang rasa serta kemungkinan pemahaman terhadap orang lain dengan berbagai permasalahannya.
Sedangkan tujuannya tak lain adalah: 1) agar anak didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, 2) anak didik dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab serta mengerti bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, dan 3) diharapkan dalam merangsang iklim pembelajaran dalam kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ini yaitu:
  1. Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk dibahas
  2. Ceritakan kepada kelas (siswa) mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.
  3. Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di depan kelas.
  4. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang berlangsung.
  5. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan peranannya.
  6. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
  7. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.
  8. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.
  9. Tujuan khusus yang hendak dicapai supaya dirumuskan terlebih dahulu, terutama tentang pola tingkah laku atau watak tertentu yang akan ditanamkan ke dalam jiwa anak-anak. 
Kelebihan dan Kelemahan Metode Bermain Peran atau Sosiodrama
Kelebihan:
metode bermain peran:
  1. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
  2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
  3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
  4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya
  5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
  6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
 metode sosiodrama:
  1. Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang banyak.
  2. Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
  3. Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
  4. Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.
 Kelemahan dari 2 metode di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
  2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
  3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
  4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
  5. Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.
  6. Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak efektif.
  7. Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri atau malu.
  8. Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.
Penggunaan banyak metode dalam pembelajaran memang sangat disarankan untuk memberikan kenyamanan aktifitas dari pembelajaran itu sendiri di dalam kelas. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar-mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalannya pengajaran pun akan tampak kaku. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam menyampaikan materi dan anak didik dirugikan. Dalam penggunaan metode, guru juga harus menyesuaikan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Jadi penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi dalam pembelajaran.



No comments:

Post a Comment