Sekitar 40 juta tahun silam di Asia muncul spesies komodo
yang dimulai dengan marga varanus, yang kemudian bermigrasi ke Australia.
Selanjutnya 15 juta tahun yang lalu para biawak raksasa ini bergerak menuju
wilayah yang dikenal sebagai Indonesia sekarang, karena pertemuan lempeng benua
Australia dan Asia Tenggara. Komodo diyakini berevolusi dari nenek moyang
Australia sekitar 4 juta tahun yang lampau, dan meluas penyebarannya sampai
sejauh Timor.
GABUNG SEKARANG!! |
Binatang komodo memiliki panjang 3 meter dan berat 90 kg,
adalah spesies kadal terbesar di dunia yang kini dinyatakan sebagai salah satu
dari 7 keajaiban alam di dunia.
Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala
gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu
yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di
pulau tempat hidup komodo dan laju metabolism komodo yang kecil. Karena besar
tubuhnya, kadal raksasa ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi
ekosistem tempat hidupnya.
Hewan ini secara alami hanya ditemukan di Pulau Komodo,
NTT, Indonesia. Hidup di padang rumput kering yang terbuka, sabana dan hutan
tropis. Mereka aktif pada siang hari walaupun kadang-kadang aktif pada malam
hari.
Komodo dapat berlari hingga 20 kilometer per jam pada jarak
yang pendek, berenang sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4,5 meter serta
pandai memanjat pohon menggunakan cakarnya yang kuat. Untuk menangkap mangsa di
luar jangkauannya, hewan ini dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan
menggunakan ekornya sebagai penunjang.
Untuk tempat berlindung, hewan ini menggali lubang sedalam
1-3 meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat. Karena besar tubuhnya
dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama
malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi berikutnya.
Tempat persembunyiannya biasanya berada di daerah
perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi. Tempat ini umumnya
merupakan lokasi strategis untuk menyergap rusa.
Komodo dapat menemukan mangsa dengan menggunakan
penciumannya yang tajam dan dapat menemukan hewan yang mati atau sekarat pada
jarak hingga 9,5 kilometer.
Pada tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya menetapkan
Pulau Komodo sebagai wilayah konservasi alam untuk binatang Komodo. Pada tahun
1986 Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai World Heritage Site (Situs
Warisan Dunia) dan Man and Biosphere Reserve (Cagar Biosfer Dunia) oleh UNESCO.
Memiliki total luas sejumlah 1.817 km², di wilayah
konservasi ini hidup 2500 ekor komodo yang tersebar di beberapa tempat utama
yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang. Habitat komodo
adalah alam terbuka dengan padang rumput savanna, hutan hujan, pantai berpasir
putih, batu karang, dan pantai yang airnya jernih. Di kawasan ini, dapat
ditemukan binatang lain seperti kuda, banteng liar, rusa, babi hutan jantan,
ular, kera, dan berbagai jenis burung.
Taman Nasional Komodo juga memiliki biota bawah laut yang
menakjubkan. Para penyelam menyatakan bahwa perairan komodo merupakan salah
satu tempat menyelam terbaik di dunia. Dengan pemandangan bawah laut yang
memukau di mana terdapat 385 spesies karang yang indah, hutan mangrove dan
rumput laut, juga sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis bunga
karang, 10 jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu
dan ikan pari.
Lokasi ini dapat dicapai dari Kupang, naik pesawat ke Ende
kemudian diteruskan dengan minibus ke kota Labuhan Bajo selama 10 jam
perjalanan, setibanya di sana menuju ke Pulau Komodo dengan menggunakan speed
boat selama 2 jam.
Ciri Fisik
Komodo
Komodo menyandang nama latin Varanus komodoensis merupakan
kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2 hingga 3 meter. Penduduk
setempat menyebutnya dengan nama Ora, dikenal juga dengan sebutan naga komodo
(komodo dragon) dan biawak komodo ( komodo monitor). Komodo memiliki lidah yang
panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada
komodo betina. Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70
kilogram. Lebih dari itu, fauna yang dapat melihat sampai 300 meter ini bahkan
sering mempunyai bobot tubuh lebih besar bila dipelihara di penangkaran.
Tercatat spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang 3,13 meter dan
berat 166 kilogram. Panjang cakar mencapai 10 cm. Perenang yang baik dan bisa
menyelam dalam air sampai kedalaman 5 meter. Satwa yang tidak punya kemampuan
untuk mendengar ini mempunyai inteligensi yang bagus, terlihat pada saat
berburu atau mencari mangsa, dan itu bukan berasal dari hidung melainkan dari
lidahnya yang selalu menjulur keluar untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli.
Bahkan lebih dahsyat lagi, sang predator puncak ini dianugrahi bisa dan air
liur yang mematikan. Bila ada mangsa seperti rusa, kerbau atau babi hutan yang
terkena gigitan komodo, maka pada umumnya korban naas ini hanya akan bertahan
hidup selama satu minggu dan langsung binasa. Pada kondisi tertentu, Komodo
dapat berperilaku kanibal dengan memangsa komodo lainnya.
Regenerasi
Komodo
Sebagai hewan dalam kelas reptil,
komodo berkembang biak dengan bertelur. Musim kawin berlangsung antara bulan
Juli hingga Agustus. Komodo jantan akan bertempur memperebutkan betina. Satu
bulan setelah musim kawin sang betina akan mencari lubang di tanah untuk
bertelur. Sekali bertelur umumnya komodo mengeluarkan 15-30 butir telur dengan
masa inkubasi antara 8-9 bulan. Anak-anak komodo yang menetas akan berlindung di
atas pohon untuk menghindari predator dan kalibalisme dari komodo dewasa.
Fakta mengejutkan pun terkuak.
Menambah daftar keajaiban satwa pelintas zaman ini. Penelitian di London
membuktikan komodo dapat beregenerasi dengan cara partenogenesis, yakni pembuahan
yang terjadi tanpa adanya perkawinan. Namun disinyalir proses dari
partenogenesis ini akan selalu menghasilkan seekor komodo jantan. Dan ini
mungkin merupakan salah satu cara guna melindungi komodo dari ancaman
kepunahan.
Evolusi dan Sejarah Komodo
Sekitar 40 juta tahun silam di Asia,
muncul spesies komodo yang dimulai dengan marga veranus, yang
kemudian bermigrasi ke Australia. Selanjutnya 15 juta tahun yang lalu para
biawak raksasa ini kemungkinan bergerak menuju wilayah yang dikenal sebagai
Indonesia sekarang, karena pertemuan lempeng benua Australia dan Asia Tenggara.
Komodo diyakini berevolusi dari nenek moyang Australia sekitar 4 juta tahun
yang lampau, dan meluas penyebarannya sampai sejauh Timor.
Ketika tahun 1910 armada kapal
Belanda menemukan makhluk misterius yang diduga "Naga"
mendiami wilayah Kepulauan Sunda Lesser. Selanjutnya oleh Letnan Steyn Van
Hensbroek, seorang penjabat Administrasi Kolonial Belanda di kawasan Flores
temuan ini ditindaklanjuti. Pada tahun 1912, Peter A. Ouwens, direktur Museum
Zoologi di Bogor
mempublikasikan komodo kepada dunia lewat papernya. Dalam pemberitaannya,
Ouwens memberi saran nama kadal raksasa " Varanus komodoensis"
untuk komodo, sebagai pengganti julukan Komodo Dragon (Naga Komodo). Dipercaya
sebagai hewan unik dan langka, pada tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya
menetapkan Pulau Komodo sebagai wilayah konservasi.
Habitat, Konservasi, dan Ekowisata
Hidup di padang savana yang gersang nan
tandus, komodo membentuk negerinya sendiri di Taman Nasional Komodo, dan
tersebar di Pulau Komodo (1700 ekor), Pulau Rinca (1300 ekor), Pulau Gili
Montang (100 ekor), serta Gili Dasami (100 ekor). Hewan titisan era jurasic
yang menyukai tempat panas ini akan menjaga panas tubuhnya di malam hari dengan
membuat sarang dalam lubang sedalam 1-3 meter.
Dengan populasi yang kian menyusut,
menyeret komodo masuk dalam daftar IUCN (International Union for Conservation
of the Nature). Perubahan iklim akibat ulah tangan usil manusia seperti
pembabatan serta pembakaran hutan liar, limbah bahan pertambangan, dapat
mengancam keberlangsungan hidup mega reptil ini. Ditambah lagi kecerobohan
manusia dalam berburu rusa secara berlebihan, dapat membahayakan keseimbangan
ekosistem di kawasan pulau komodo. Oleh karena itu pemerintah pada tahun 1980
menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai wilayah konservasi. Selanjutnya
sebagai pengakuan dunia atas kekayaan alam ini, kawasan seluas 1.817 kilometer
persegi ini dikukuhkan sebagai Cagar Manusia dan Biosfir pada tahun 1986 serta
Situs Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada tahun 1991.
Taman Nasional Komodo yang lebih
populer dengan sebutan Pulau Komodo menyimpan berjuta pesona panorama alam dan
keunikan tersendiri. Kawasan di Kabupaten Manggarai Barat ini selain terdapat
hutan savana, juga terdapat hutan tropis musim yang di dominasi pohon lontar
(Borassus flabellifer), hutan bakau serta terumbu karang. Bukan hanya itu,
perairan di Pulau Komodo dengan luas 1.214 kilo meter merupakan salah satu
kawasan laut terkaya di dunia. Keindahan pemandangan bawah laut yang
eksotik,ribuan spesies ikan hias, gunung laut, bunga karang, terumbu karang dan
teluk semi tertutup menambah panjang barisan andalan potensi wisata di tanah
komodo ini. Keindahan bahari ini begitu sempurna mengingat perairan ini merupakan
migrasi 5 jenis paus, 10 lumba-lumba dan duyung.
Satwa warisan purba berikut hamparan
keindahan alam yang luar biasa di belahan timur bumi pertiwi memang merupakan
suatu keajaiban sesungguhnya. Hingga saat ini, komodo masih berkompetisi meraih
gelar bergengsi di ajang Internasional untuk masuk dalam 7 Keajaiban Dunia Baru
(new7wonders).
Sumber :
- Wikipedia
- Taman Nasional Komodo
- Wartasemesta
No comments:
Post a Comment