Monday 19 November 2012

Dimensi/Aspek Dasar Dari Manusia

Ada 3(tiga) dimensi dasar dari manusia yang secara garis besar akan dijabarkan disini yaitu: Sosialitas, Historisitas, dan Materialitas.
1.    Sosialitas Manusia
•    Setiap pribadi itu adalah AKU/individu, subyek pribadi yang sadar. Sadar disini adalah tentang keunikannya, kekhasan dirinya yang utuh dan tak terbagi, yang otonom dan mandiri.
•    Sosialitas berarti juga berhubungan dengan yang lain. Bisa berupa suara-suara yang datang dari luar yang memberi nama atau setidaknya memonitoring keberadaannya (korelasi)
•    Sosialitas manusia ini diwujudkan dalam bidang-bidang kehidupan. Misalnya: kebudayaan, kelompok agama, dan sebagainya.
•    Konsep penting yang mesti dilihat adalah: adanya komunikasi dan partisipasi yang berimplikasi kepada proses membangun comunio/persekutuan.
•    Beberapa filsuf beraliran pesimisme memberikan pandangan yang beragam tentang sosialitas manusia ini, diantaranya:


a)    Jean Paul Sartre
“Orang lain merupakan sumber dosa dan neraka bagiku”
Beliau memandang bahwa hanya dirinya adalah pribadi yang bebas, yang berhadapan dengan dunia yang interhuman. Sebuah kebebasan yang penuh.
b)    Emanuel Levinas
“Orang lain menuntut pelayananku sebagai keadilan; wajahnya mendorong saya untuk meninggalkan duniaku yang tertutup dan aman”
c)    G.Marcel, M.Ruber
“Hanya dengan keluar dari diri dan terbuka kepada yang lain saya dapat menjadi aku”
•    Unsur sosialitas meliputi komunikasi yang ditandai dengan saling mengerti (komunikator: berupa ungkapan kepada komunikan yang menafsirkan, lalu kemudian diungkapkan lagi); biasa disebut sebagai Model Partisipatif/Model Linear (siapa menyampaikan apa kepada siapa, dengan saluran apa dan akibat apa). Komunikasi dapat membentuk pribadi yang komunikan.

2.    Historisitas
•    Manusia adalah makhluk yang hidup dalam waktu. Dikatakan demikian sebab manusia terikat dengan 3 (tiga) kesadaran dimensi waktu yakni: masa lampau, masa sekarang, dan masa akan datang. Ketiganya saling terkait satu dengan yang lainnya dan manusia sebagai pribadi yang hidup tentu saja berada di dalamnya. Fokus utama dari waktu itu sendiri adalah masa sekarang. Manusia senantiasa akan selalu menyadari akan esensi dari sebuah kebebasan; mengambil sikap yang meliputi unsur terikat dan inovasi untuk keberlangsungan hidup.
•    Historisitas berindikasi bagi pendidikan terutama untuk:
a)    Membantu anak menyadari kesadaran historis yang berjalan; ketika seorang anak menyadari bahwa dirinya berada pada waktu yang berputar/berjalan.
b)    Mencegah seorang anak menjadi orang yang tradisionil/tidak inovatif
c)    Mencegah anak menjadi menjadi seorang yang revolusioner
d)    Menyadari kemampuan diri seorang anak bahwa sebenarnya dia mampu mengawal waktu atau setidak-tidaknya sejarah dari hidupnya sendiri.

3.    Materialitas
•    Konsep pertama yang perlu dlihat disini adalah bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki badan dan jiwa. Kesatuan dari keduanya ini diungkapkan sebagai: “badan yang menjiwa dan jiwa yang membadan”, artinya tidak terpisahkan, selalu ada bersama dan sama rata.
•    Materialitas memiliki 4 (empat) taraf, yakni:
a)    Taraf fisio kismis (anorgani)
b)    Taraf biotis (sel, jaringan tubuh)
c)    Taraf psikis (persepsi, naluri)
d)    Taraf sadar reflektif (mengerti dan mau)
Taraf tertinggi adalah taraf sadar reflektif; yang pada akhirnya memunculkan sosok pemimpin (diri pribadi) yang bisa mengatur, membimbing dan menata, sehingga tercapai keharonisan antara jasmani dan rohani.
•    Materialitas berhubungan dengan kegiatan dan komunikasi (setiap kegiatan atau ekspresi sebagai reaksi yang mengalir dari jiwa raga yang induk)
•    Implikasi bagi pendidikan:
a)    Arah dari pendidikan adalah harmoni jiwa dan badan
b)    Mendidik adalah membudayakan, menjadi pribadi yang berada
c)    Membantu anak untuk belajar tentang tradisi, adat dan kesenian
d)    Membantu anak menjadi pribadi yang spontan, kreatif, inovatif dan bebas

No comments:

Post a Comment